Makam Keramat di Ujung Pandaran
Kisah Tentang Syekh Abdul Hamid, dari Kalbar Lalu Wafat di Ujung Pandaran Saat Hendak ke Kalsel
lokasi pemakaman terletak di antara rimbun pohon bakau dan tertutup oleh pohon yang tumbuh di sekitar tempat tersebut.
Penulis: Fathurahman | Editor: Mustain Khaitami
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Makam yang dipercaya milik Al-Alimul Allamaah Syeh H Abdul Hamid bin Al'Alimul Allaamah Mufti Syeh Haji Muhammad As'ad (Buyut Datu Kalampayan) di Pantai Ujung Pandaran merupakan ulama asal Pontianak Kalimantan Barat.
Menurut penjaga makam bernama, Sapran, ulama tersebut memang berasal dari Pontianak Kalbar, yang membawa atau mengajarkan agama islam pertama kawasan Pantai Ujung Pandaran, Teluk Sampit, Kotim.
Baca: Dari Jet Pribadi Sampai Keliling Eropa, Begini Gaya Liburan Keluarga Ketua DPR RI yang Baru
Baca: Ancam Tembak Mati Presiden Jokowi, Ini 7 Fakta Sosok Achmad Bassrofi yang Bikin Geger Warganet
Dikatakan Sapran, ulama tersebut dulunya dari Pontianak sering naik kapal menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk menyebarkan agama islam.
Namun tidak jelas kemudian wafat dan oleh Datuk Baduk, dari Kalimantan Selatan kemudian menguburkannya di Pantai Ujung Pandaran.
"Saya juga tidak mengerti sejarahnya hingga ada Datuk Baduk datang dari Kalimantan Selatan dan menguburkan jenazah Syeh ini di Pantai Ujung Pandaran saat itu.Yang jelas batu nisan Datuk Baduk masih tersimpan di sekitar makam Syeh ini," ujarnya lagi.
Pantauan di lokasi pantai ujung pandaran, lokasi pemakaman terletak di antara rimbun pohon bakau dan tertutup oleh pohon yang tumbuh di sekitar tempat tersebut.
Namun makam tersebut ada penjaganya yakni Sarpan dan keluarganya. (TRIBUNKALTENG.COM)