Kisah Guru Sekumpul dan Datu Bagul, Ulama Bertubuh Besar dan Berjanggut Merah

Syaikh Aminullah bin Syaikh Umar atau Datu Bagul muncul karena cerita dari Guru Sekumpul yang bertemu ketika berburu burung dahulu kala.

Penulis: Restudia | Editor: Mustain Khaitami
facebook/ahbab muhammad
KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau biasa dikenal dengan nama Guru Sekumpul 

TRIBUNKALTENG.COM - KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau biasa dikenal dengan nama Guru Sekumpul merupakan ulama kharismatik Kalimantan Selatan yang tersohor.

Ada pula Muhammad Arsyad Al Banjari yang dikenal dengan nama Datu Kelampaian.

Dari dua nama ulama yang tersohor di Kalsel ini, ternyata ada nama ulama lain yang muncul, yakni Datu Bagul.

Syaikh Aminullah bin Syaikh Umar atau Datu Bagul muncul karena cerita dari Guru Sekumpul yang bertemu ketika berburu-burung dahulu kala.

Dalam peristirahatan ketika berburu di Desa Keramat, Kabupaten Banjar, ia bersandar di bawah pohon yang akhirnya menjadi pertemuannya dengan Datu Bagul.

Sosok Datu Bagul tiba-tiba muncul, usai mendapatkan kabar dari khodam Datu Kelampaian, jin Islam yang bernama Datu Bedok.

Bahwa ada seorang wali yang akan bersandar di dekat makamnya.

Pertemuan tersebut membuat Guru Sekumpul yang kala itu diceritakan pada tahun 1970 akhirnya jadi sering mengunjungi makam Datu Bagul.

Seperti dijelaskan akun Ahbab Muhammad, sosok Datu Bagul bahkan melebihi dari tubuh manusia.

Tubuhnya, tiga kali ukuran tubuh manusia biasa. Sosok inilah yang menyelamatkan Guru Sekumpul ketika perahunya terbalik.

Datu Bagul yang menangkap tubuh Guru Sekumpul, sehingga tak terjatuh ke sungai, meski perahunya terbalik.

Sedikit bocoran tentang Datu Bagul, mukanya mirip dengan Syaikh Muhammad Abdussamad atau Datu Sanggul.

Berjanggut merah, tubuhnya tiga kali tubuh manusia, dan merupakan golongan habaib.

Ujar (kata) salah seorang anak angkat alhm.guru disekumpul (yang kada mau disambat (tidak mau disebut) namanya), abah pernah bapander (bercerita) masalah datu bagul. dahulu waktu abah masih bujangan tahun 70an,abah rancak (sering) ke desa keramat.abah menembak burung disitu.pas keuyuhan (kelelahan) abah basandar (bersandar) dibawah pohon ganal (besar).

taguring (tertidur) abah satumat (sebentar).pas tabangun (terbangun) langsung ada dihadapan seorang syaikh.imbah tu abah bapandir"Siapa pian wahai syaikh??

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved