Kuliner
Kisah Pria Jepang 'Terdampar' di Banjarmasin Jadi Penjual Mi Ramen
Berhenti menjadi manager restoran mi ala Jepang, Nozomi Ramen, di Surabaya, tidak menyurutkan Ichi untuk berusaha.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Berhenti menjadi manager restoran mi ala Jepang, Nozomi Ramen, di Surabaya, tidak menyurutkan Ichi untuk berusaha.
Pria bernama lengkap Takeichiroh Seiki dan berusia 30 tersebut beberapa waktu lalu membulatkan tekad untuk buka usaha ramen di Banjarmasin.
Ichi yang berasal dari Hyogo Kobe, Jepang, berusaha di Banjarmasin setelah mendapat dorongan dari teman dekatnya ketika tinggal di Surabaya. Setelah kenal Banjarmasin, dia pun mencari tempat dan dipilihlah Jalan Kuripan.
Agar suasana Jepang langsung terasa, sebuah tulisan Kanji dipampang di parkiran Ramen Akashi.
Pelayan pun menyambut pengunjung dengan ucapan selamat datang menggunakan bahasa Jepang.
“Supaya ada sentuhan Jepangnya makanya saya terapkan untuk sapa pelanggan pakai bahasa Jepang,” kata Ichi dalam bahasa Inggris patah-patah.
Tidak ada kemewahan di restorannya. Itu karena modalnya pas pasan. Ichi bahkan mengelas sendiri gerobak, meja dan kursi. Untuk merintis usaha ini, dia rela tidak pulang kampung empat tahun.
“Ya beginilah adanya, namanya juga usaha,” ujar Ichi yang saat ditemui BPost didamping guide lokal, Fajeri.
Namun untuk soal masakan, dia tidak perlu diragukan lagi. “Saya empat tahun bekerja di restoran ramen di Jepang, juga pernah di Filiphina, Thailand dan Singapura,” kata sulung dari dua bersaudara ini.
Ichi pun memastikan berusaha di Indonesia menggunakan izin lengkap. “Kami sudah punya izin kerja dan menetap, jadi tidak masalah,” ujarnya.