Seleb
Nurul Qomar, dari Pelawak, Anggota DPR Hingga Ditahan Polisi Atas Dugaan Palsukan Ijazah S2 dan S3
Nurul Qomar, dari Pelawak, Anggota DPR Hingga Ditahan Polisi Atas Dugaan Palsukan Ijazah
TRIBUNKALTENG.COM - Pelawak yang juga politisi, Nurul Qomar ditahap polisi karena diduga memalsukan ijazah.
Nurul Qomar, ditahan di Mapolres Brebes, Jawa Tengah, pada Senin (24/6/2019) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Keterangan dari Kasat Reskrim Polres Brebes AKP Triagung Suryomicho, saat dikonfirmasi membenarkan penahanan terhadap Nurul Qomar.
Pelawak dari grup 4 Sekawan tersebut terpaksa dijemput karena beberapa kali dipanggil tidak datang.
Menurutnya, Nurul Qomar merupakan tersangka kasus pemalsuan ijazah S2 dan S3.
• Mantan Suami Denada, Jerry Aurum Diduga Terlibat Kasus Narkoba, Polisi Benarkan Telah Menangkapnya
• Sosok Hantu Baru di Film Annabelle 3, Bukan Valak Tapi Sang Pengganggu dari Mitos Yunani Kuno
• Zodiak Cinta Rabu 26 Juni 2019 : Pisces Tidak Tegas, Ujian Kesabaran Gemini, Tahan Dirimu Leo
• Pakaian Dalam Bukti Selingkuh Hilda Vitria & Billy Syahputra Diungkap Kriss Hatta Sambil Menangis
• Artis Lidya Pratiwi Segera Bebas dari Hukuman, Banyak Habiskan Waktu Beribadah
Dia memalsukan ijazah tersebut sebagai syarat mencalonkan Rektor Universitas Muhadi Setiabudhi (Umus).
"Tersangka dilaporkan oleh Muhadi Setiabudhi terkait dugaan pemalsuan ijazah S2 dan S3 saat mencalonkan diri sebagai rektor," kata Kasat Reskrim.
Lebih lanjut, menurut Kasat Reskrim, ijazah yang dipalsukan oleh tersangka adalah ijazah dari salah satu universitas di Jakarta.
Tersangka melanggar Pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. "Kami masih melakukan penyelidikan atas kasus ini," pungkas dia.
Karier Nurul Qomar
Sebelum jadi tersangka kasus pemalsuan ijazah, Qomar dikenal sebagai pelawak sekaligus politisi di Tanah Air.
Ia tercatat pernah duduk di Senayan jadi anggota DPR RI, Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat.
Sebelum terkenal sebagai pelawak, Qomar ternyata pernah jadi pendidik.
Pria kelahiran Jakarta 11 Maret 1960 ini pernah jadi guru hingga kepala sekolah.
Pada 1985 hingga 1987, ia pernah jadi kepala sekolah di TK dan SD di Jakarta.