Takut Terjangkit Penyakit Aneh: Mengigau Lalu Tak Sadarkan Diri, Warga Kampung Ini Pilih Mengungsi
Warga pun berinisiatif untuk diruqyah dengan harapan penyakit yang aneh yang menyerangnya dapat hilang.
TRIBUNKALTENG.COM - Dua warga meninggal dan 50 lainnya terjangkit penyakit yang sama, menimbulkan keresahan warga Dusun Garonggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Warga pun berinisiatif untuk diruqyah dengan harapan penyakit yang aneh yang menyerangnya dapat hilang.
"Sampai sekarang kita tidak tahu penyakit apa yang menyerang warga di kampung ini karena saat itu kebanyakan masyarakat disini langsung sakit," kata warga Dusun Garonggong Rais, kepada TribunJeneponto.com, Kamis (2/5/2019).
• Ramalan Zodiak Harian Minggu 5 Mei 2019, Lagi Pisces Bimbang, Aries Tak Diakui dan Kesuksesan Gemini
• Tak Cuma Mengusir Jin! Ruqyah Juga Bisa Sembukan Penyakit Kronis Lainnya
• Tim Wanita dan Pria FC Barcelona Bakal Sandingkan Dua Gelar di Liga Champions Musim Ini
• Emosi Gemini Rawan Memuncak, Capricorn Marah-marah Aja, Simak Ramalan Zodiak Hari Ini
Sebanyak 350 orang warga diruqyah yang dipandu oleh Ustadz Israil dan dibantu lima orang anggotanya.
Pada saat ruqyah seorang warga Garonggong bernama Erna (25) mengalami kesurupan.
Sebelumnya, Jumat (19/4/2019) lalu.
Sebanyak 53 orang masyarakat Dusun Garonggong tiba-tiba sakit dan 27 orang dibawa ke Puskesmas Buludoang.
26 orang di bawah ke Rumah Sakit Takalar dengan penyakit yang sama.
Plt Kadis Kesehatan Jeneponto Syafruddin Nurdin mengatakan masyarakat diserang gejala penyakit aneh mual, mengigau dan tidak sadarkan diri.
"Masyarakat diserang berupa gejala penyakit dengan mual, mengigau lalu kemudian ada yang tidak sadarkan diri," kata Syafruddin.
"Seminggu yang lalu itu kita sudah dapat laporannya. Setelah kita dapat laporan lebih dari tujuh jam setelah kita dengar kasus ini tim gerak cepat, turun mengambil alih semua," tuturnya.
Syafruddin mengungkapkan penyakit ini merupakan penyakit langka di Jeneponto.
"Kemungkinannya ini sebagai sebuah penyakit yang kita anggap langka di Jeneponto," tandasnya.
"Kita sudah kordinasikan dengan provinsi dan pusat tim provinsi sudah turun bersama kita dan melakukan pemeriksaan karena ini kita anggap sebagai demam berdarah diperiksa ternyata bukan demam berdarah. dianggap sebagai tipes diperiksa ternyata juga bukan bukan tipes, dianggap malaria kita periksa juga bukan malaria," tutupnya.
Kini, Jumat (3/5/2019) satu per satu warga Desa Tuju mulai meninggalkan kampung halamannya.