Kabar Kalimantan
Heboh Video Ancaman Teror di Kota Tarakan, Pria Ini Diamankan Densus 88
Barang bukti yang ada di video berupa pistol revelor, peluru, dan pisau langsung diamankan tim densus 88.
TRIBUNKALTENG.COM, TARAKAN - Beredar video seseorang akan melakukan aksi teror di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Dalam video tersebut tidak tampak wajah pelaku pembuat video, hanya tampak tangan dan terdengar suaranya saja.
Dalam video berdurasi 2.50 tersebut, hanya terlihat tangan seseorang memegang revolver berisikan 8 peluru, ada sebuah pisau dan buku.
Video ini membuat heboh masyarakat Tarakan.
Rabu (16/5/2018) malam, pria berinisial AS tersebut la
Baca: Dari KemenPAN RB, Ini Jadwal Rekrutmen dan Seleksi CPNS 2018
Baca: Doa Hari Pertama Sampai 10 Ramadan, Lengkap dengan Tulisan Bahasa Arab dan Artinya
Baca: VIDEO: Durasi Tak Sama, Muslim di Negara Ini Puasa Sampai 20 Jam Sehari
Usai ditangkap AS yang berusia 22 tahun, sempat bermalam di Polres Tarakan untuk dimintai keterangannya terkait video tersebut.
Barang bukti yang ada di video berupa pistol revelor, peluru, dan pisau langsung diamankan tim densus 88.
Kamis (17/5/2018) pukul 06.00 Wita dengan menggunakan pesawat Lion Air AS langsung diterbangkan ke Jakarta dikawal dengan tim Densus 88 untuk diperiksa lebih lanjut. Apakah AS ada kaitannya dengan teroris yang ada di Surabaya atau tidak.
Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyawaman membenarkan hal tersebut. AS telah dibawa Tim Densus 88 ke Jakarta.
Bahkan tadi pagi, Kamis (17/5/2018) sekitar pukul 10.00 Wita, Kapolres melakukan penggeledahan di rumah AS dan membawa sejumlah barang bukti.
“Tadi pagi kita sudah melakukan penggeladahan dengan disaksikan Ketua RT.
Dari rumah AS kita membawa barang bukti berupa karpet dan bendera hitam dengan tulisan dalam huruf Arab berwarna putih.
Di rumah itu AS tinggal bersama ibu dan temannya yang sudah dianggap oleh anak oleh ibu AS,” ujarnya.
Yudhistira mengatakan, dari hasil pemeriksaan ibundanya AS, ternyata AS ini salah satu santri di pondok pesantren di Gresik.
Ia pulang ke Tarakan, karena sakit.
“Rencananya setelah Lebaran kata ibundanya kembali ke pesantren di Gresik,” ujarnya.