Sains
Jasad Wanita Berusia 2.150 Tahun Ditemukan Masih Segar Dalam Peti Kayu
Mayat wanita bernama Sinzui tersebut berkulit putih pucat, dengan mata tertutup, lidah terjulur dan berambut hitam
TRIBUNKALTENG.COM - China selalu jadi pusat kunjungan para wisatawan dunia.
Karena di negara tersebut banyak sekali tempat-tempat yang sejuk dan indah untuk dikunjungi.
Tak hanya itu, di beberapa tempat yang banyak mengundang kekaguman wisatawan dunia seperti museum banyak sekali pengunjung yang datang.
Baca: Tangkapi Sejumlah Pangeran Bikin Posisi Putra Mahkota Arab Saudi Tambah Kuat
Seperti di sebuah museum di Changsha, provinsi Hunan ini, para wisatawan yang berjunjung selalu ramai setiap harinya.

Perhatian wisatawan tertuju pada salah satu sosok jasad yang sudah diawetkan.
Sesosok jasad wanita berusia 2.150 tahun dalam keadaan basah dan utuh diawetkan dengan teknologi tinggi oleh tim ahli China dan dipamerkan di museum Changsha, Provinsi Hunan, China, jadi sasaran kunjungan wisatawan.
Mayat 2.150 Tahun Masih Utuh dan Segar Dari museum peninggalan benda bersejarah China di Kota Changsha itu hari Kamis dilaporkan, mayat tersebut utuh bagai manusia hidup dan diletakan dalam kotak bening berisi cairan pengawet.
Baca: Jaga Gairah dan Kesuburan, Pria Sebaiknya Dikonsumsi Ini
Mayat wanita bernama Sinzui tersebut berkulit putih pucat, dengan mata tertutup, lidah terjulur dan berambut hitam dengan tinggi badan mencapai 158 sentimeter.

Berdasarkan atas data di museum tersebut, mayat itu ditemukan tahun 1972 dalam peti kayu berukuran panjang lima meter, lebar dua setengah meter dan tinggi dua meter, yang terkubur pada kedalaman 20 meter dari permukaan tanah di kawasan perbukitan Mantui, Changsha.
Baca: Dokter Ini Bingung Lihat Balutan Perban dalam Sinetron, Aku Merasa Ketinggalan
Saat ditemukan, tiga peti dengan ukuran sama di dalamnya masing-masing terdapat satu mayat, yakni seorang laki-laki berusia 58 tahun dan 30 tahun, namun jasad dua lelaki itu tidak dipamerkan di museum Changsha.
Penemuan tiga peti besar utuh tersebut berawal dari perintah pemimpin China saat itu agar rakyat di Changsha menggali lubang besar untuk berlindung bila terjadi perang.

Ketika rakyat menggali di perbukitan Maantui, pada kedalaman 20 meter ditemukan ketiga peti kayu berukuran besar tersebut dan setelah dibuka berisi masing-masing satu mayat.