Kabar Kalsel
VIDEO: Penjelasan Keturunan Datu Kalampaian Soal Tiang Datu
Dari sejumlah tiang berbentuk delapan tersebut ada satu tiang yang dirasakan istimewa. Tiang tersebut diberi nama Tiang Datu.
Penulis: Hari Widodo | Editor: Mustain Khaitami
TRIBUNKALTENG.COM, MARTAPURA - Selepas menimba ilmu selama 30 tahun di Mekkah dan lima tahun di Madinah, Sjech Arsyad Albanjari tinggal di Desa Dalam Pagar (sekarang Desa Dalam Pagar Ulu), Kecamatan Martapura Timur.
Rumah itu sudah lapuk termakan usia sehingga oleh juriat atau keturunan ulama yang dikenal Datu Kelampaian, rumah itu direhab total. Meski begitu, masih tersisa tiang-tiang dan lantai rumah tersebut.
Dari sejumlah tiang berbentuk delapan tersebut ada satu tiang yang dirasakan istimewa. Tiang tersebut diberi nama Tiang Datu.
Guru H Sya'rani Mukhlis keturunan Datu Kelampaian yang menempati rumah tersebut menceritakan dulunya aslinya rumah ini, sampai ke bibir sungai Martapura. Di depannya, juga ada musala tempatnya memimpin Salat Berjemaah, Kamis (29/6/2017).
"Namun, musalanya sudah terbawa air karena sungai ini longsor justru melebar ke arah Dalam pagar ini. Begitu pula, rumah ini terpaksa dipotong di depannya karena ambruk berada di bibir sungai," ujarnya.
Saat direhab, hanya tiang-tiang dan lantai yang asli sejak dulu. Tiang-tiang berdiameter 20 centimeter itu berbentuk persegi delapan.
Dari sejumlah tiang tersebut, ada satu tiang yang dirasakan istimewa. Tiang tersebut dulunya tempat bersandar Datu Kelampaian saat menyampaikan pengajian.
Menariknya, saat direhab tiang ini pernah dipindahkan. Namun, tukang yang bekerja tidak bisa melakukannya tiang tersebut tidak bisa dicabut. Akhirnya, tiang itu tetap dipertahankan.