Hadiah Khusus untuk Sultan, Bergelar Yang Dipertuan Agung
Ada ‘penghormatan’ khusus yang didapat Raja Banjar Sultan H Khairul Saleh Al Mu’Tasim Billah dari seorang ‘tamu agung
Penulis: Nurholis Huda | Editor:
TRIBUNKALTENG.CO.ID,MARTAPURA - Ada ‘penghormatan’ khusus yang didapat Raja Banjar Sultan H Khairul Saleh Al Mu’Tasim Billah dari salah seorang ‘tamu agung’ di acara puncak Milad Ke-509 Kesultanan Banjar di Mahligai Sultan Adam, Martapura, Sabtu (16/11).
Tamu tersebut berasal dari Belanda. Usianya sudah 88 tahun. Namanya, Carla Meek Eijsma. Untuk Sultan, dia tidak memberi keris sebagaimana kelaziman.
Perempuan yang memiliki hubungan keluarga dengan Sultan Adam Al Wasiq Billah itu memberi pin dan plakat tang konon dari mantan Ratu Belanda, Beatrix. Selain itu, Carla juga memberikan foto dirinya dan sang kakak, Mieke Van de Broek Eijsma, semasa muda.
“Saya memberikan ini sebagai bentuk penghargaan kepada Sultan yang telah melestarikan Kerajaan Banjar,” ujar Carla.
Secara khusus dia datang menghadiri prosesi budaya tersebut. Carla datang bersama beberapa warga Belanda lain seperti Jan, Charlie Kelderman, Bill Thomson, Ger Van Laersum, Evert, Tony Vershoor dan Perrine Philomneen.
Selain Carla, ada beberapa ‘tamu agung’ lain seperti KH Irsyad Zein, Habib Abdullah Asseegaf, Pangeran Ratu Ismayana, H Gusti Suriansyah (Raja Landak), Pangeran Ratu Kartanegara H Gusti Kamboja (Raja Ketapang dari Kesultanan Mantan Tanjung Pura), Gusti Yusri Panembahan Anom Pangkungara (Raja Tayan), Pangeran Harry dari Kesultanan Kertanegara, Kesultanan Paser, dan Datu Suthipan Sri Rikanon dari kerajaan Thailand.
Pada prosesi itu, Sultan dinobatkan menjadi Sekretarius Kerapatan Raja Sultan se-Borneo dengan sebutan Yang Dipertuan Agung.
Jabatan itu diperolehnya dalam Musyawarah Agung I Kerapatan Raja Sultan se-Borneo pada Jumat 11 Muharam 1435 H. Para raja yang datang menobatnya melalui ritual tapung tawar.
“Kami sangat berterima kasih terutama kepada ‘tamu agung’. Misi kami melestarikan budaya dan seni Banjar akan sangat terbantu oleh mereka yang turut mengenalkannya di negara asal . Pelestarian budaya menjadi tanggung jawab bersama,” ujar Sultan.
Prosesi budaya itu juga diisi pembacaan sejarah Kesultanan Banjar oleh Ketua Dewan Makhota Pangeran H Rusdi Effendi AR. Selain itu ada penganugerahan gelar keagungan dan astrapana serta penyematan lencana dari Sultan.
Rangkaian acara milad diakhiri karnaval budaya yanh pesertanya dari seluruh kecamatan di Banjar serta perwakilan kelompok perantauan keluarga kerukunan. Mereka menampilkan keunggulan dan ciri khas dari daerahnya masing-masing.