Lezatnya Nasi Kuning Dibungkus Daun Pisang
Di banua kita, nasi kuning sudah akrab di lidah semua masyarakat. Tak heran jika keberadaan penjual nasi kuning tidak sulit dicari,
Penulis: Salmah | Editor: Didik Trio
Menurut Sarkiah, penjual nasi kuning di Jalan Veteran, Banjarmasin, nasi kuning Banjar memiliki ciri khas tersendiri. Nasi kuning dengan lauk yang dimasak habang (masak merah) dan kadang diaburi serundeng (parutan kelapa disangrai) .
“Lauknya macam-macam pilihan, semua masak habang. Ada iwak haruan (ikan gabus), ayam, itik, daging, telur dan hati ayam. Tapi biasanya masyarakat paling suka lauk iwak haruan. Rasanya beda jika makan nasi kuning dengan iwak haruan,” ungkap Sarkiah.
“Nasi kuning Banjar terasa sekali lemak santannya dan harum, karena dimasak dengan daun pandan. Sedangkan masak habang rasanya gurih dan manis, sehingga dicampur dengan nasi kuning semakin nikmat,” seloroh Sarkiah yang menjual per porsi Rp8000.
Penjual nasi kuning lainnya, Rahmat, warga Jalan A Yani Km5, Banjarmasin, memaparkan, nasi kuning biasanya disantap sebagai sarapan pagi, meski banyak pula masyarakat yang makan siang dan malam dengan nasi kuning.
“Sejak subuh hingga menjelang siang, saya berjualan. Nasi kuning yang paling banyak dipesan konsumen. Biasanya konsumen adalah kalangan pekerja, baik karyawan maupun PNS yang ingin berangkat kerja, selain itu kalangan rumah tangga yang mungkin belum menyiapkan sarapan di rumah,” terang Rahmat yang juga menyediakan lontong.
Ada kebiasaan lain dari konsumen saat menyantap nasi kuning, yaitu minta ditambahkan kuah lontong. Paduan nasi kuning berkuah lontong ini memberikan citarasa berbeda, kuah yang juga bersantan menambah rasa lemak dalam makanan.
“Selain berkuah lontong, adapula konsumen yang memesan untuk dibawa pulang namun minta dibungkus daun pisang, tidak mau dibungkus kertas. Maklum, daun pisang menambah harum nasi kuning dan rasanya juga semakin terangkat,” papar Rahmat.
(dea/tribunkalteng.com)